Teruntuk Sahabat.

Dear Sahabat,

Aku ingin sejenak mengajakmu kembali ke masa kecil dulu. Mencoba menggali ingatan. Coba ingat-ingat lagi, apa cita-cita mu dikala itu? Presiden? Polwan? Lalu menjadi apa kita sekarang.

Ayo majukan sedikit ingatan ke masa remaja. Pernah menyukai siapa saja? Pernah punya keinginan apa saja? Berapa banyak cinta masa remaja yang tak terbalas? Ceritakan beberapa keinginan dulu yang hingga kini tidak mampu kau wujudkan. Kalau susah bagimu untuk mengingatnya, bukan berarti tidak ada, mungkin saja kau sudah melupakannya.

Mari kita coba yang lebih mudah. Pikirkan semua yang kau impikan 10 atau 5 tahun yang lalu. Coba ingat-ingat semuanya, akan kusediakan kertas dan pena, siapa tau kau ingin membuat listnya. Kubilang sekali lagi, semuanya ya! Selanjutnya kau lingkari, mana keinginan yang sudah menjadi kenyataan. Diantara sisanya, coba kau coret mana yang sekarang sudah tidak benar-benar kau inginkan lagi. Atau boleh juga kau mencoret keinginan yang sudah terwujud, yang menurutmu sudah tidak terlalu menarik lagi mungkin? Dan lihat…. Berapa banyaknya hal yang dulu kita impikan, menjadi tidak menarik lagi hari ini?

Sahabatku, surat ini hanya ingin mengingatkanmu tentang satu hal: Apa yang kita inginkan saat ini, belum tentu masih akan kita impikan pada sepuluh, lima atau bahkan setahun mendatang. . Kalau sekarang kita tidak berhasil mewujudkannya, yang kita butuhkan hanya merelakan. Dan kita akan tetap baik-baik saja.

Percayalah, karena aku pun pernah kecewa, dan inilah yang membuatku mampu melupakannya. 

Dari temanmu,

Gambar

New Chapter : Makan Siang

Makan siang bareng temen kerja, biasanya pembagiannya seperti ini:
15 menit order + makan,
45 menit ngobrol.
Topiknya bisa tentang apa saja, mulai dari yang ringan-ringan tentang si Anu lagi deket ama si Uni, sampai yang berat, tentang kapan Liverpool bisa juara lagi.

Obrolan siang itu, dimulai oleh (kita sebut saja Pak I), yang tiba-tiba bilang: “Ren, liat donk status bbm saya…”
Gue: *buka bbm, baca: “New Chapter”* “ohhh….”
Saat itu gue hanya berpikir, mungkin alaynya si Pak I ini lagi kumat. Jadi usahlah dipikirkan apa maksud New Chapter-nya itu.

Esoknya, baru gue paham artinya, setelah Manager Personalia mengirimkan ucapan Selamat Ulang Tahun yang terlambat 1 hari untuk sahabat gue tadi.

Ada yang bilang: We know we’re getting old when the only thing we want for our birthday is not to be reminded it. Berarti kamu belum tua Pak!!!

Dan moment itu, terjadi tepat setahun lalu

SUGENG TANGGAP WARSO PAK I

IMG01248-20130715-1649

Apa kabar?

Ebuseeettt…. Ini mah parah banget, lah ko ngeblog sekali setahun?? *tuan rumah sok sibuk*

Dulu alesannya sibuk kerjaan karena bos gahar, sekarang aja, udah nyante malah males. Anak mudaaaa…..

Gue udah pindah donk sekarang ke Jambi, udah ga di toko lama… Bye-bye bos ganteng gila!!

Lanjutkan membaca

Waktunya “ngeberesin” sarang

Fyuhhh…. setelah beberapabulan setahun ga update, saatnya gw harus membersihkan sarang gigi ini. Yak..postingan terakhir tanggal 31 Desember 2009. Horeee,,,, malas parah.

Dear blog…
Maafin gw yang telah dengan tidak bertanggung jawab menelantarkanmu…
Gw akan menyalahkan kerjaan ditoko atas “tindakan biadab” gw ini, jangankan update blog, update status FB aja udah ga sesering dulu. Mungkin postingan selanjutnya gw akan menceritakan suka duka gw di kerjaan.

Berhubung mau tahun baru, gw mau sharing resolusi gw di tahun 2011:
Kawin a.k.a Nikah
Yak, nyokab + gw udah ngebet kepengen kawin, gw udah pilih tanggal 11-11-11 **gw yakin ada ribuan pasangan lain yg niatan kawin ditanggal tsb**, tapi gw belum punya calon. **silahkan tertawa** Asal tau aja, intensitas nyokab nelpon berbanding lurus dengan jumlah undangan yang datang kerumah.

iPhone
Gw tergila-gila banget dengan gadget satu ini, karena apa?? biar gw bisa maen farmville dan game-game lainnya dimanapun, kapanpun. Entahlah, gw pengen banget, tapi sayang duit šŸ˜¦

BI atau BPK
Hore… Maret 2011 ijazah gw balik, setelah 3 tahun “sekolah” di HRD perusahaan. Gw pengen banget kerja di salah satu instansi diatas. Bukan gw ga seneng kerja diperusahaan sekarang, tapi gw GA BAHAGIA kerja sama bos yang sekarang. dem!!!

dll
Pengen apa lagi?? banyakkkkk…

GEMPUR

Gerakan Masyarakat Peduli Uang Rupiah

Hari ini saya menghadiri rapat bersama Retailer lainnya yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Agendanya membahas kebutuhan Uang Pecahan Kecil (UPK) agar tidak ada lagi pengembalian uang customer menggunakan permen. Sebenarnya di perusahaan tempat saya bekerja sudah sejak lama mengharamkan penggunaan permen sebagai kembalian, karena permen bukan alat pembayaran yang sah, dan kami juga tidak bisa menerima customer balik berbelanja menggunakan permen.

Masalah uang kembalian ini cukup pelik dikalangan pedagang, terutama retail (pedagang eceran). Hanya karena kurang kembalian Rp.50,- saja kami bisa dimaki-maki oleh customer. Sebenarnya, kami, dan peritel lainnya, bukan sengaja mengambil keuntungan dari uang kembalian customer, tetapi keterbatasan ketersediaan uang pecahan kecil tadi. Untuk toko saya saja, kami membutuhkan rata-rata Rp.444juta /perbulan (untuk ramadhan ā€“ lebaran bisa 2x lipat). Dan ini bukan perkara mudah mendapatkannya, karena ada berapa banyak retail di satu kota? Belum lagi jalan tol. Semua rebutan mendapatkan uang pecahan kecil. Kemudian, setelah sampai ditangan customer, kemana uang tersebut? Terutama uang koin?

Semua orang tahu, uang itu penting. Tapi seberapa pentingkah kita menghargai uang-uang pecahan kecil? Seberapa peduli kita terhadap rupiah? Mengambil contoh Singapore, mereka bahkan masih punya pecahan 1 sen, penduduknya masih banyak menggunakan uang 1 sen tersebut. Sedangkan kita? Uang Rp.100,- dianggap tak bernilai, apalagi pecahan Rp.25,-. Bank menggelontorkan uang koin ke retail-retail, retail mengembalikan ke masyarakat. Dan sudah, sering berhenti disana. Uang koin mandeg perputarannya, sementara biaya produksinya cukup mahal karena berbahan logam. Sebanyak apapun Bank Indonesia menyalurkan koin, hanya sedikit sekali yang kembali. Butuh bukti? Mari kita lirik aksi Koin Untuk Prita. Dalam waktu tidak sampai satu bulan, terkumpul uang koin ratusan juta yang kalau beratnya hingga 4 ton. Ini bukti betapa banyak uang koin yang perputarannya mandeg di masyarakat kita. Masyarakat kita terlalu enggan membawa uang koin saat berbelanja, tapi kalau pedagang kurang kembalian, nama baik jadi taruhan. Padahal kami tidak keberatan bila customer membayar dengan uang pecahan kecil termasuk koin.

Disini saya bukan membela retail, bukan mendukung ā€œkoversiā€ uang menjadi permen atau sejenisnya. Hanya sekedar sharing dan himbauan, agar kita lebih peduli terhadap uang Rupiah kita, termasuk uang pecahan kecil (koin). Akan lebih efisien kalau uang-uang itu mengalami siklus perputaran yang lancar, dan uang kertas tetap terjaga baik keadaannya, bukan begitu? Negara bisa meminimalkan anggaran mencetak uang, pedagang mudah memiliki ketersediaan uang pecahan kecil, masyarakat sebagai customer tidak dirugikan karena kembaliannya kurang, serta orang asing pun bisa ikut menghargai mata uang kita. Saya meminjam istilah Bank Indonesia, GEMPUR. Gerakan Masyarakat Peduli Uang Rupiah.

***Bongkar laci meja kita, kumpulkan uang koin, jangan lupa dibawa saat berbelanja. Retail siap menerima. Dan pelihara uang kertas, hingga pecahan seribu rupiah. Langkah kecil membantu Negara***

Menang Undian

Pagi ini saya dibangunkan oleh telpon dari nomer yang tidak dikenal (atau tidak terkenal??) 081383428053.

Sapa ramah suara bapak-bapak diseberang sana, mengatas-namakan dirinya dari Telkomsel. Beliau mengingatkan saya agar tidak mudah tertipu sms-sms yang mengatakan kita memenangkan undian, karena Telkomsel hanya melakukan pemberitahuan melalui media massa ataupun ditelpon langsung seperti yang sedang beliau lakukan.

Suara itu mengatakan bahwa saya menang undian dalam rangka Ulang Tahun Telkomsel, saat itu juga pikiran saya langsung berlari ke beberapa tahun silam, saat saya tergabung dalam kepanitiaan Pekan Akuntansi kampus dulu, acaranya sekitar bulan Juli, dan kita mengajukan tawaran kerja sama dengan Telkomsel yang saat itu sedang semaraknya mengadakan perayaan Ultahnya. Jadi saya tahu, Telkomsel tidak berulang tahun di akhir tahun. **tapi saya pura-pura tidak tahu saja.

Kemudian beliau bertanya apakah saya menonton acara pencabutan undian tadi malam di Metro TV jam 11. Kebetulan semalam saya nonton Metro TV, saya bilang saja saya nonton, tapi jam 11 acaranya bukan hajatan Telkomsel. Eh..si bapak malah ngotot, masa iya saya nonton Metro TV jam segitu. Kemudian menuduh saya baru pulang dugem karena suara saya serak (kebetulan lagi radang tenggorokan). Haahahaha….saya bilang saja bahwa saya tahu Telkomsel tidak sedang berulang tahun. Dan dia marah!!!

Sekarang semakin banyak saja modus-modus penipuan, dan bingungnya, modus diatas kan sudah sangat umum, koq ya masih dipakai ya??

Dulu waktu di depok pernah juga saya ”dikerjai” salesman, tepatnya saya ”mengerjai” balik mereka. Sama dengan diatas, mereka mengatas namakan Ulang Tahun perusahaannya. Lalu saya diminta mengambil undian, ternyata saya ”menang” beberapa hadiah. Mulai dari Home Theater sampai alat pengecil perut. Bahkan saya diajak foto bersama untuk dijadikan profile pemenang. Kemudian saya diminta membayar pajak hadiah, saya bilang saya tidak punya uang sebesar yang mereka sebutkan. Kemudian mereka menelpon seseorang yang mereka bilang bos nya, dan si bos itu bilang ke saya bahwa pajak undian ternyata ditanggung perusahaan. Saya cukup membayar biaya administrasi sekitar 2,4juta. Saya tanya perincian biaya administrasinya kenapa sampai bisa sebesar itu, salah satunya mereka sebutkan PPN. Saat itu juga saya tertawa, karena setahu saya barang hadiah ya kena pajak hadiah saja, kenapa ada PPN segala. Dari mulai bujuk rayu sampai akhirnya mereka emosi dan marah pada saya, ”sebenernya mbak mau tebus hadiah ini apa ngga sih??” hahhaaha…saya bilang saja ngga mau dan pamit. Tahu kenapa saya mau ikutin permainan mereka selama hampir 1jam? Karena selama itu saya duduk di kursi pijat mereka dengan Gratis!!!

Hal ini yang masih saya bingungkan. Apakah ”trik” menjual seperti itu diperbolehkan? Bukankah itu sama saja dengan menipu, mengiming-imingi orang dengan menang undian? Bagaimana kalau yang mereka ”beri hadiah” adalah orang-orang yang tidak terlalu mengerti? Salah satunya ibu saya juga pernah, untung saja saat itu beliau sedang tidak pegang uang sejumlah yang mereka minta. Dan sangat banyak contoh penjual seperti ini bermain di mall-mall. Kenapa saya bilang mereka menipu? Karena saya sering melihat mereka yang tengah ”menjebak customer” nya dengan pura-pura menelpon yang kata mereka pimpinan, padahal yang ditelpon adalah temannya di ujung lainnya. Dan saya melihatnya hampir setiap hari, karena saya juga bekerja di mall.

Semakin banyak saja trik penipuan di Negeri ini, yang artinya semakin banyak orang yang ingin kaya secara instan. Saya jadi teringat kata-kata bapak Mario Teguh tadi malam…kalau mau kaya secara instan, sekarang sudah ada buku manualnya: ”Cara instan menjadi kaya” tetapi membacanya harus berbarengan dengan manual paket satunya lagi: ”Cara mudah keluar dari penjara”.

Hahhaa…penipu, menipu, ditipu…

Tolong dia

Perempuan itu kini berduka, luka teramat dalam menggores hati dan lembar-lembar harapannya. Hingga pilu menjadi biasa.

Perempuan itu telah berusaha dalam lukanya mencoba mengetuk pintu Tuhan, kiranya Ia berkenan merubah jalan takdirnya. Mengangkat ribuan beban yang bersarang di dadanya yang kering.

Adakah berita yang akan menghentikan tangisnya datang siang ini? Hanya Tuhan yang tahu, karna semua adalah Dia yang memiliki kuasa.

Aku hanya biasa menarik napas panjang…saat melihat sorot mata perempuan seperempat abad itu di cermin.

Adakah dosanya seorang diri? Hingga dia harus menahan semua ini, tanpa berkawan? Bahkan lelaki bulan ketujuh tak jua berusaha meringankan lukanya.

Tuhan, tolong kembalikan nyawanya, lepaskan bebannya, bangunkan kembali semangatnya menghadapi dunia. Ia masih belum berani melihat harapan. Untung saja ia masih takut mati. Oh bukan, bukan kematian yang ia takutkan, ia takut kehidupan setelah mati, karna terlampau banyak dosa yang ia lakukan dalam mengejar mimpinya. Seandainya mati adalah akhir dari rantai perjalanan hidup, sudah beberapa hari lalu dia mengajukan permohonan.

Tapi aku salutkan, ia masih berani menghadapi hidup, walau dengan hati berdarah-darah.

Dengan ini, aku mohonkan Tuhan, angkat duka di hati perempuan itu, ini permohonan yang teramat sangat.

ELINAR

Selamat hari pahlawan Bunga,

Berkisah tentang seorang wanita, bermana Elinar.

Seorang guru sekolah dasar negeri yang tidak ngetop, yang hampir 50% siswanya berasal dari golongan yang tidak mungkin disebut kaya. Bersuamikan seorang pria murah senyum, yang terpaksa berhenti dari pekerjaannya, karna kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan.

Membesarkan 3 orang anak, memberi nafkah, menyekolahkan, dan tetap mencurahkan perhatian, bukan hal yang gampang, terlebih saat pria tercintanya dipanggil yang Maha Kuasa. Dengan penghasilan seadanya sebagai guru pada masa itu, ia menahan diri untuk mengikuti gaya hidup rekannya, agar cukup untuk menutupi biaya sekolah 3 orang kebanggaannya. Baju baru, tas baru, jauh dari kesehariannya, apalagi perhiasan mewah. Tapi dia masih tersenyum.

Subuh hari, hidangan telah ia siapkan, agar anaknya berangkat sekolah dengan perut terisi, dan dapat menghemat uang saku. Tak lupa ia menyiapkan bekal untuk si kecil. Setiap hari, tak pernah absen.

Belasan tahun ia melakoni peran yang sama, terkadang ia marah, terkadang wajah tuanya letih, terkadang ia tersenyum, tapi jarang sekali terlihat ia menangis, apalagi berpikiran untuk menyerah. Ia hanya seorang guru SD, tamatan SPG, tapi ia mampu seorang diri mengantarkan tiga buah hatinya kepada gelar Sarjana. Sarjana pertanian, Sarjana Komputer, dan Sarjana Ekonomi.

Dan akulah si bungsu, demi kebanggannya akan kupasang gelarku, khusus untuk hari ini saja, Reni Christina Ayulita, S.E, dua puluh lima tahun, Manager sebuah Ritel terbesar Indonesia. Semua kebanggaan bukanlah milikku, tapi dialah… Ibunda…ELINAR, guru sekolah dasar tanpa gelar kesarjanaan.

Ma, engkau pahlawan terbesar dalam hidupku, sudahkah aku membuatmu bangga?

Mother how are you today?
This is a note from your daughter
With me everything will be ok
Mother how are you today?

Salam rindu dari anakmu diujung pulau, akhir bulan aku akan menemuimu.

Siapakah pahlawan terbesarmu? Kenanglah ia sejenak, lalu doakan…

New Comer

Selamat malam bunga,

 

Sebut-saja-bunga, untukku dan untuk pembaca.

Hari ini saya pindah kandang (blog) ke wordpress, yah…di tetangga sebelah ada plus minusnya. Bukankah hidup mengenai pilihan? Mana yang lebih baik, itu yang diambil, dan bolehkan saya mencoba??

Hampir sama lah dengan kebanyakan blog lainnya, blog ini lahir tak lain karena saya butuh satu media penyaluran apa yang sedang terpikirkan.

Sebut saja bunga, wahahha… bukan…bukan karna saya korban kekerasan atau pelecehan seksual (jangan sampai), tapi ini nama yang saya pakai sejak saya kecanduan main game online —>Ā  Ayodance Audition. Kalau ada anak “audi” yang pernah lihat charĀ Ā  sebutsajaBUNGA, yeahh…. that’s me !!

Dan kenapa pula saya namai blog ini Gigi Gendut?? karna ada satu orang yang belakangan yang selalu menjadi awal hari-hari saya,Ā  mengatakan kalau GIGI saya GENDUT… Seperti apa sih gigi yang gendut itu?? YA SEPERTI GIGI INI…

Yeah…

 

***ada beberapa tulisan di blog ini adalah pindahan dari blog lama, karna berharap, suatu saat… “dia” juga ikut jadi pembaca blog ini, dan tau betapa….***